Jumat, 04 Januari 2013


Fenomena artis yang terjun kedalam dunia perpolitikan Indonesia
(H. Rhoma Irama yang akan mencalonkan diri sebagai presiden RI tahun 2014)

Makalah ini dibuat dalam rangka membantu terselesaikannya materi kuliah pada mata kuliah Dasar-Dasar IPS
Disusun oleh:
Arum Budiarti
Alfiah Safitri
Farah Khoirun Ni’mah
Ibnu Rusyd
Mulyana

JURUSAN ILMU AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2012




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemerdekaan hak perorangan dalam mencalonkan diri untuk pembangunan masyarakat telah tercantum dalamUUD'45 Pasal 28 yang menyebutkan "Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang", kemudian pada Pasal 28C disebutkan pula (1)Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. (2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. Hal ini menunjukkan bahwa hukum di Indonesia menjunjung tinggi hak warga negaranya dalam berpolitik.
Masalah utama dalam pembahasan ini adalah fenomena artis yang terjun kedalam ranah perpolitikan salah satunya yang sedang hangat dibicarakan yakni raja dangdut Indonesia yang akan mencalonkan diri sebagai calon president Republik Indonesia H. Rhoma irama. Tentu saja hal ini menarik untuk dibahas karena menimbulkan pro dan kontra dikalangan masyarakat. Dunia keartisan dan dunia politik memang jauh berbeda. Maka, masyarakat khawatir jika para artis menjadi politisi akan berdampak pada skala nasional pemerintahan. Dengan latar belakang keartisan tanpa ada latar belakang perpolitikan, hal ini menjadi penilaian tersendiri bagi masyarakat tentang pantas atau tidaknya seseorang memimpin. Selain ada yang bertentangan adapula yang setuju-setuju saja. Menurut pihak yang pro dengan hadirnya politisi dari kalangan artis bahwa setiap warga negara mempunyai kemerdekaan dalam berserikat dan berkumpul. Hal tersebut menjadi bagian dari hak asasi bagi setiap individu. Jadi sah-sah saja bagi siapa saja yang terjun langsung dalam ranah perpolitikan Indonesia.

B. Rumusan masalah
·                Seperti Apakah Fenomena Artis Terjun ke Dunia Politik?
·                Bagaimanakah Pencalonan H. Rhoma Irama menjadi Calon Presiden?
·                Apa Sajakah Pro dan Kontra dari Pencalonan Capres H. Rhoma Irama?
·                Faktor-Faktor apa saja yang mempengaruhi H. Rhoma Irama dalam mencalonkan diri jadi Capres 2014?
C.  Tujuan 
Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk menjelaskan beberapa hal, yakni sebagai berikut  Mengetahui dan mempelajari masalah-masalah sosial yang sedang hangat dibicarakan yaitu tentang pencapresan H. Rhoma Irama.
·      A.  Menjelaskan maksud Fenomena Artis Terjun ke Dunia Politik Indonesia Khususnya Dalam hal H. Rhoma Irama yang mencalonkan diri menjadi calon presiden 2014.
·        B.   Menggambarkan bagaimana Pencalonan H. Rhoma Irama menjadi calon presiden.
·        C.    Memberikan gambaran Pro dan Kontra dari Pencalonan Capres H. Rhoma Irama.
·        D.   Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi H. Rhoma Irama dalam mencalonkan diri jadi Capres 2014.



 
Bab II
Pembahasan
A.       Fenomena Artis Terjun ke Dunia Politik
Panggung politik dalam negeri belakangan ini makin diramaikan kehadiran artis. Tak ada yang tahu pasti apakah ketertarikan sejumlah selebritis itu terjun ke politik karena sekadar memanfaatkan popularitas ataukah memang punya kapasitas. Yang pasti, pentas politik negeri ini diwarnai fenomena baru, yakni “selebritis politik”. Dan, fenomena artis terjun ke politik tampaknya bakal semakin tak terbendung.
Melihat para artis ini menjadi pemimpin yg berhasil membawa negeri ini keluar dari “keterpurukan” yg berkepanjangan, bisa di lihat dari para artis sebelumnya yg sdh dulu terjun ke dunia politik. Apakah ada kontribusi atopun kinerja mereka yg patut di ingat oleh kita? Apakah ada perubahan² yg sdh mereka lakukan selama ini utk seluruh rakyat Indonesia? Saya fikir mereka sama seperti pemimpin-pemimpin yg lain dari kalangan di luar artis. Sama-sama diberikan akal fikiran dan sama-sama makan nasi, hanya bakat dan ketenarannya yg membedakan. Di khawatirkan dari para artis ini adalah bilamana bakat actingnya itu di bawa ke dunia nyata, dunia politik dan dunia penuh intrik ini. Akan seperti apa sandiwaranya di depan “sidang” tapi bukan di depan camera rumah produksi film?
Partai Amanat Nasional (PAN) merupakan salah satu partai yang banyak dilirik kalangan artis untuk terjun ke panggung politik. Sedikitnya 20 artis telah menyatakan siap menjadi caleg dari PAN untuk kursi DPR RI. Antara lain Derry Dradjat dari daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat, Ardian Maulana (Sumatera Barat), Eko Patrio (Jawa Timur), Marini Zumarnis dan Wanda Hamidah (DKI), Wulan Guritno (Jawa Tengah), Ikang Fauzi (Banten), dan pelawak Cahyono (Jawab Barat). Banyaknya artis yang bergabung dengan PAN, sampai-sampai ada yang memplesetkan singkatan PAN menjadi ‘Partai Artis Nasional’.
Seolah tak mau kalah dengan PAN, sejumlah parpol lain juga mengusung caleg dari kalangan artis. PPP, misalnya, menggandeng Marissa Haque, Evie Tamala, Lyra Virna, Ferry Irawan, Okky Asokawati, Ratih Sanggarwati, dan Julia Perez. Sementara Partai Golkar mencalonkan Tantowi Yahya, Jeremy Thomas, dan Nurul Arifin.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pun ikut memburu artis. Sejauh ini, artis yang sudah mendaftar adalah Teuku Firmansyah. Sedangkan Partai Bintang Reformasi (PBR) menawari Dewi Yull sebagai caleg. Sementara Partai Damai Sejahtera (PDS) mendaulat Maya Rumantir, Bella Saphira, dan Tessa Kaunang menjadi kader partai sekaligus caleg mereka.
Tak hanya membidik kursi legislatif, sejumlah selebritis juga mencoba peruntungan dalam pemilihan kepala daerah (pilkada). Sebut saja Primus Yustisio, Syaiful Jamil, dan Ayu Soraya. Sebelumnya, Dede Yusuf sukses menduduki kursi wakil gubernur Jabar. Sementara Rano Karno terpilih menjadi wakil bupati Tangerang.
Rhoma Irama menyatakan diri maju dalam pemilihan presiden ini adalah rangkaian dari proses politik yang terjadi di Indonesia semenjak era reformasi, di mana banyak artis menjadi anggota DPR, DPD, dan DPRD, serta menjadi kepala daerah atau wakilnya. Para artis terjun dalam dunia politik, disebabkan karena kemauan dirinya sendiri, ada pula karena diajak dan difasilitasi oleh partai politik.
Faktor diajak dan difasilitasi oleh partai politik lebih dominan dibanding dengan kemauan dirinya sendiri. Partai politik melihat kepopuleran artis mampu sebagai pendulang suara dan ini terbukti dengan banyaknya artis terpilih menjadi wakil rakyat dan kepala daerah. Di DPR banyak artis seperti Jamal Mirdad, Nurul Arifin, Miing Bagito, Vena Melinda, Primus, Eko Patrio, dan lain sebagainya. Sedang yang menjadi kepala daerah atau wakilnya seperti Dede Yusuf, Rano Karno, dan masih ada yang lainnya lagi.

B. Pencalonan H. Rhoma Irama
Pengamat politik dari LIPI, J Kristiadi, mengatakan Rhoma Irama berhak mendeklarasikan diri sebagai calon presiden untuk bertarung pada pemilu 2014. Namun, dia menilai raja dangdut itu belum layak menjadi calon presiden.
"Itu hak Rhoma dan hak yang mencalonkan, tapi belum patut karena pemilihan presiden ukurannya berbeda," Kata J Kristiade, usai menghadiri acara seminar di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Selasa 4 Desember 2012.
Dia menambahkan, Rhoma akan banyak mendapatkan kesulitan untuk pencalonannya. Meskipun sejumlah partai, seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), telah melakukan penjajakan, pencalonan Rhoma tidak akan mudah. "Apalagi belum ada survei yang menunjukkan elektabilitasnya," kata dia.
Selain itu, lanjut Kristiadi, meski pernah tercatat sebagai pengurus Partai Persatuan Pembangunan (PPP), pengalaman Rhoma di dunia politik belum cukup untuk maju dalam pemilihan presiden 2014. "Rhoma belum masuk ke ranah itu," kata dia.
Sebelumnya, Rhoma bertemu dengan para petinggi PKB di Jakarta. Dalam pertemuan itu, PKB melakukan penjajakan kemungkinan mencalonkan Rhoma sebagai capres 2014. Selain Rhoma, PKB juga menjajaki tokoh lain untuk dicalonkan. Sementara itu, Rhoma menyatakan telah siap jika dicalonkan pada pemilu 2014.[1]
Dapat dikatakan sesuatu itu sama, karena ada hal yang membuatnya dapat dikatakan berbeda. Jika dikatakan bahwa semua agama itu sama, tentu tidak dapat dipungkiri bahwa semua agama itu juga berbeda.
Dalam konteks ke-Indonesia-an, mengingat minimnya budaya toleransi dan kurangnya sikap menghargai perbedaan, menonjolkan persamaan agama-agama itu menjadi hal yg lebih penting dibandingkan menonjolkan perbedaan agama-agama. Dan memang sebenarnya tidaklah penting menonjolkan perbedaan agama-agama.
Sepertinya Bang Haji Rhoma Irama tidak memahami spirit Pancasila dan Konstitusi, yang “menyamakan semua agama”. Saya semakin yakin Bang Haji Rhoma Irama tidak pantas menjadi Presiden RI atau sekedar mencalonkan diri sebagai Presiden RI.
Pemilu Presiden masih dua tahun lagi. Namun perkumpulan ulama dan Habaib di Jakarta, yang tergabung dalam Wasiat Ulama (Wasilah Silaturahim Asatidz Tokoh dan Ulama), sudah menyatakan dukungan kepada penyanyi dangdut sekaligus mubaligh, Rhoma Irama, sebagai Calon Presiden 2014.
Ketua Umum DPP Wasiat Ulama, Fachrurrozy Ishaq, menyatakan dukungan ini diberikan lantaran Rhoma dianggap paling tepat sebagai calon presiden alternatif bagi umat Islam di Indonesia."2014 umat Islam harus punya pilihan Capres alternatif, para Habib dan ulama melihat Rhoma Irama pantas dicalonkan menjadi RI-1 periode 2014-2019. Kami menyatakan dukungan sepenuhnya kepada beliau," ujar Fachrurrozy di markas Wasiat Ulama di kawasan Jatinegara, Jakarta, 8 November 2012.
Menurut Rozy, Rhoma Irama yang pada Pemilukada DKI Jakarta lalu sempat tersandung isu SARA, dianggap sebagai sosok muslim nasionalis yang dapat menjadi calon presiden alternatif di antara banyaknya tokoh yang disebut-sebut akan mencalonkan diri pada 2014 nanti."Umat butuh pemimpin Muslim yang nasionalis. Selama ini capres yang ada adalah sosok nasionalis yang Muslim. Rhoma adalah sosok ulama yang konsisten menegakkan amar ma'ruf nahi munkar," katanya.
Selain alasan tersebut, sang Raja dangdut juga dianggap sebagai seorang tokoh nasional yang sangat populer di tengah masyarakat, khususnya masyarakat Islam baik nasional maupun internasional. "Ia juga memiliki jiwa kepemimpinan yang tangguh. Selama ini dia memimpin Soneta grup selama 40 tahun lebih, dan Soneta sampai saat ini tetap solid," katanya.



Manfaatkan Ceramah
Untuk mewujudkan hal tersebut, Rozy mengatakan, selama satu bulan ini para ulama dan Habaib telah melakukan sosialisasi kepada umat Islam melalui dakwah untuk menjadikan Rhoma Irama sebagai capres 2014.
"Sosialisasi ke umat kami lakukan melalui ceramah dimana-mana keliling Indonesia. Dalam ceramah kami selipkan, dan mereka setuju kalau Rhoma kami jadikan sebagai capres alternatif," ujarnya.
Selain itu, untuk menjadikan Rhoma sebagai capres, pihak Wasiat Ulama akan lobi-lobi politik kepada semua partai Islam. "Selama ini perolehan suara partai Islam menurun. Kami yakin dengan menjadikan Rhoma Irama sebagai Capres, perolehan suara Partai Islam akan naik," ujarnya.
Mengenai pencalonan ini, Rozy sendiri mengatakan telah berkomunikasi dengan mantan suami artis Angel Lelga itu. "Saya sudah bilang, dia hanya tertawa, dan mengaku siap bila para ulama dan Habaib mencalonkannya sebagai capres," imbuhnya.

C. Pro Kontra Pencalonan Capres H. Rhoma Irama
Wacana majunya Raja Dangdut H.Rhoma Irama sebagai calon presiden (capres) 2014 ramai dibicarakan. Banyak pihak yang menganggap hal itu hanya sebagai lelucon isu politik dan ada pula yang menilai hal itu akan berdampak positif.[2]
Namun, anggapan miring terkait wacana majunya Rhoma Irama sebagai calon presiden bisa menjadi terbalik seperti halnya kemenangan Joko Widodo (Jokowi) di Pemilihan Umum Kepala Daerah DKI Jakarta kemarin.
Saat itu, banyak pihak yang meragukan Jokowi bisa mendulang suara di DKI Jakarta. Sebab posisinya pasangan incumbent Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli sangat kuat di Jakarta, sehingga mustahil bagi kandidat lain menang di Jakarta. Bisa jadi yang awalnya dianggap lelucon, malah jadi beneran. Ada orang sangat serius jadi capres begitu maju kalah. Jokowi siapa yang sangka. Ketika dia maju jadi cagub DKI, orang dari Solo kampung, dianggap sebelah mata tapi jadi juga.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera, Mahfudz Siddiq, meminta publik jangan terlalu menyepelekan Rhoma Irama yang ingin maju menjadi calon presiden pada 2014 mendatang. Menurut Mahfudz, Rhoma Irama juga memiliki beberapa kelebihan dan pendukung yang kuat, bahkan dapat mengalahkan partai politik. “Komunitas pedangdut itu sangat besar, bisa mengalahkan partai politik. Saya saja penggemar dangdut,” kata Mahfudz di Gedung DPR, Selasa 13 November 2012.
Menurut Mahfudz, majunya raja dangdut H.Rhoma Irama sebagai kandidat calon presiden 2014 adalah sesuatu hal yang rasional. H.Rhoma Irama di bursa capres 2014 sangat mungkin karena latar belakang Rhoma Irama yang pernah berpolitik melalui Partai Persatuan Pembangunan. Meski begitu, Mahfud mengakui niatan tersebut pasti akan menuai kontroversi di kalangan masyarakat. “Itu opsi-opsi alternatif, bisa-bisa saja. Rhoma juga bukan orang baru dalam politik. Pro dan kontra suka tidak suka siapa pun calon akan dihadapkan itu. Tapi hak politik sipil itu kita hargai,” imbuhnya.
Saat ini Rhoma belum menyampaikan secara resmi keseriusannya maju di bursa capres 2014. Sebab jika hal itu sudah disampaikan, maka masyarakat akan melihat apa visi dan misi yang diusung oleh raja dangdut tersebut.
Pasalnya dari beberapa tokoh nasional yang sudah terlihat keseriusannya untuk maju tidak membawa visi misi yang baru bagi kemajuan Indonesia. Sehingga jika H.Rhoma Irama mampu menampilkan visi misi yang berbeda dan realistis, bukan tak mungkin bisa menjadi salah satu capres alternatif. Kalau kita jejerkan, sosok figur nasional yang sudah ada sekarang yang pernah duduk di pemerintahan nyaris tidak menjanjikan suatu yang baru padahal bangsa ini butuh terobosan baru berangkat dari komitmen ide sikap yang baru yang memang di luar pakem yang sekarang belum kita lihat.
Rhoma mempersilakan apabila ada partai politik yang mau meminangnya. Ia sendiri saat ini belum proaktif mendekati parpol tertentu untuk menggalang dukungan. “Saya belum tahu parpol mana yang siap menjadi kendaraan politik saya,” kata dia.
Sebelumnya diberitakan, H.Rhoma Irama menyatakan kesiapannya nyapres di Pilpres 2014. Rhoma cukup populer dan mulai didekati sejumlah parpol. Bahkan, ia mendapat dukungan dari kalangan ulama di Jakarta yang tergabung dalam Wasiat Ulama (Wasilah Silaturahim Asatidz Tokoh dan Ulama). H.Rhoma dianggap pas menjadi calon presiden alternatif bagi umat Islam di Indonesia. Karena umat butuh pemimpin Muslim yang nasionalis.
Rhoma yang bercita-cita menyebarkan akhlak mulia jika terpilih menjadi presiden ini menjanjikan akan memperjuangkan pembersihan korupsi. Bagi Rhoma, seorang presiden tidak harus dibekali embel-embel gelar akademis, lantaran presiden bukanlah superman.
Rhoma menyatakan bahwa pencalonan dirinya sebagai calon presiden itu sebenarnya bukan datang dari dirinya pribadi, melainkan berasal dari desakan para ulama dan umat muslim. Karena menurut ulama tidak ada lagi sosok pemimpin bangsa ini yang dapat merepresentasikan umat Islam."Saya maju ini karena desakan ulama dan umat. Saya bahkan sempat katakan apakah tidak ada figur lain selain saya kepada ulama-ulama itu, dan mereka bilang hanya Anda yang bisa persatukan umat Islam " tutur Rhoma.
Pencalonan Rhoma Irama menjadi capres 2014 pun sempat menuai pro dan kontra, Politikus Partai Demokrat, Ruhut Sitompul menanggapi santai perihal pencalonan raja dangdut Rhoma Irama sebagai calon presiden 2014. Menurut Ruhut, elektabilitas dan pendukung yang dimiliki Rhoma saat ini, belum cukup untuk menjadi modal calon presiden 2014.Ruhut menyarankan Rhoma mengukur kemampuan sebelum benar-benar yakin untuk mencalonkan diri. Meski demikian, anggota Komisi III ini tetap mendoakan agar Rhoma bisa mendapatkan kendaraan politik di Pilpres nanti.Namun lain halnya dengan Ruhut, Gubernur DKI Jakarta Jokowi Dodo (Jokowi) malah mendukung wacana pencapresan Rhoma yang didukung para ulama."Oh bagus, saya mendukung beliau untuk menjadi RI-1," kata Jokowi kepada merdeka.com.Menurut Jokowi, Rhoma pantas nyapres karena memiliki banyak penggemar."Saya rasa fans fanatiknya banyak, itu juga bisa jadi faktor," kata Jokowi.

D.      Faktor-Faktor yang mempengaruhi H. Rhoma Irama dalam mencalonkan diri jadi Capres 2014  
a.         Aspek Sejarah
Rhoma menyatakan kesiapannya maju sebagai capres dengan segala konsekuensinya. Ia bahkan mengaku siap dihujat.[3] Cap selebritis tidak membuatnya gentar berhadapan dengan kesangsian banyak pihak selama ini. Pria kelahiran 11 Desember 1946 ini sebenarnya bukan terbilang orang baru dalam kancah perpolitikan tanah air.
Di masa awal Orde Baru, Rhoma sempat menjadi maskot penting Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang bernafaskan Islam. Ia juga sempat menjadi anggota DPR mewakili utusan Golongan yakni mewakili seniman dan artis pada tahun 1993. Rhoma memang tidak bisa dikatakan sebagai pendatang baru di kancah perpolitikan Tanah Air. Pada masa awal Orde Baru, Rhoma sempat menjadi maskot penting Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang bernapaskan Islami. Ia juga sempat menjadi anggota DPR mewakili utusan Golongan, yakni mewakili seniman dan artis pada tahun 1993. Pada Pemilu 2004, Rhoma Irama tampil pula di panggung kampanye PKS.
Dengan bekal karier politiknya itu maka pelantun lagu 'Begadang' ini meyakinkan dirinya utuk maju menjadi calon pemimpin bangsa Indonesia.beliau berkata, pernah didorong untuk mencalonkan capres pada tahun 2004, namun tidak bersedia, pada 2009 Rhoma dilamar Wapres dan tidak bersedia, untuk sekarang dorongan ulama kuat sekali, dorongan itu sangat kuat sehingga Rhoma menyatakan kesiapannya untuk maju menjadi capres  pada tahun 2014.
Peran Rhoma Irama dalam berpolitik sudah dimulai sejak tahun 1977. Sebagai seorang muslim, Rhoma bersama Soneta berada dibarisan pendukung PPP, satu-satunya Partai Islam peserta Pemilu saat itu. Dukungan tersebut harus dibayar mahal dengan dilarangnya Rhoma Irama dan Soneta tampil di TVRI selama hampir 11 tahun. Pemilu 1982 Rhoma Irama semakin menancapkan keteguhannya mendukung PPP. Diakui atau tidak, dukungan Rhoma dan Soneta saat itu mempunyai andil yang cukup besar dalam menumbangkan hegemoni Golkar di Wilayah DKI Jakarta. Dukungan Rhoma Irama kepada PPP bukanlah dukungan yang mengharapkan balasan. Rhoma Irama tidak pernah masuk kedalam pengurusan PPP baik pusat maupun daerah. Ia murni hanya sebatas pengumpul massa. Dengan kharisma dan nama besar Soneta, ribuan massa secara sukarela (tanpa mobilisasi) berbondong-bondong hadir disetiap kampanye PPP saat itu.
Atas hal itu, Rhoma Irama dan Soneta harus berbesar hati menghadapi pencekalan dan ancaman dari pihak penguasa. Nyatanya pencekalan tersebut tidak menenggelamkan Rhoma Irama dan Soneta tetapi malah semakin mempopulerkannya. Nama Rhoma Irama dan Soneta menjadi perbincangan hangat hingga ke luar negeri. William H Frederick, seorang sosiolog dari Ohio University bahkan menyempatkan diri untuk membuat tulisan tentang Rhoma Irama. Belum lagi musisi-musisi dunia semacam The Rolling Stones yang melalui Bill Graham, managernya, menyatakan ingin mengajak Soneta dalam konser Giant rock Festival di Amerika Serikat namun harus gagal karena harus melalui pemerintah terlebih dahlulu yang sudah pasti tidak mengijinkan.
Dari sini kita bisa melihat bahwa Rhoma Irama ternyata bukan hanya seorang pemain orkes biasa. Bersama Soneta, ia telah menjadi symbol perlawanan terhadap kemapanan yang diciptakan oleh rezim pemerintah yang berkuasa. Ketakutan pemerintah akan pengaruh musik Rhoma Irama dan Soneta yang dianggap dapat menggoncangkan hegemoni kekuasaan membuat pemerintah menetapkan berbagai larangan untuk menghambat kreatifitas Rhoma Irama dan Soneta. Mundurkah Rhoma Irama dan Soneta? Ternyata tidak, ditengah pencekalan-pencekalan tersebut Rhoma Irama dan Soneta malah semakin produktif. Tidak kurang 2 film dan 2 album kaset dikeluarkan setiap tahunnya dan semua laku keras.
Pada akhirnya pemerintah menetapkan asas tunggal bagi semua partai peserta pemilu, tidak terkecuali PPP yang harus menanggalkan asas Islam dan menggantinya dengan Pancasila. Dengan adanya hal tersebut, Rhoma dan Soneta-pun akhirnya memilih netral. Hingga akhirnya pada Pemilu 1997, Rhoma memutuskan berada di barisan Golkar dengan alasan sudah tidak ada lagi partai Islam dan Golkar-pun cenderung telah berubah paradigma dengan lebih mendekatkan diri kepada hal-hal yang mendukung perkembangan Islam.
Tenangkah Rhoma setelah berada di barisan Golkar? Ternyata juga tidak. Hujatan sebagai kutu loncat ditujukan kepada Rhoma Irama. Banyak penggemar Rhoma dan Soneta yang menyesalkan pilihan Rhoma tersebut. Anehnya hanya kepindahan Rhoma Irama yang disoroti oleh media, padahal banyak tokoh-tokoh politik lain yang ikut menyebrang pagar dari partai satu ke partai yang lain tidak diberitakan. Apa artinya ini semua? Artinya Rhoma Irama memang sosok yang diperhitungkan sehingga setiap gerak dan langkahnya layak dijadikan headline berita di surat kabar maupun media elektronik.
Bukan hanya kepindahan partai saja yang diekspose, poligami dan pemberian gelar professor-pun menjadi berita. Padahal berapa banyak pejabat dan orang terkenal lainnya yang juga melakukan poligami, bahkan nyata-nyata melakukan perzinahan namun tetap dielu-elukan bagaikan pahlawan dan sebelum gelar “palsu” itu diberikan kepada Rhoma Irama, lembaga pendidikan tersebut sudah terlebih dahulu memberikan gelar tersebut kebanyak pejabat-pejabat Negara. Dan anehnya hal ini baru mencuat setelah gelar tersebut diberikan kepada Rhoma Irama. Ini kembali membuktikan bahwa Rhoma Irama memang luar biasa pengaruhnya terhadap suatu pemberitaan.
Kembali pada pernyataan Denny Iskandar yang menyatakan Rhoma Irama hanya seorang penyanyi dangdut yang menumpang tenar. Dari beberapa contoh diatas dapat dikatakan bahwa ucapan Denny Iskandar tersebut adalah ucapan kekecewaan terhadap putusan Panwaslu DKI yang menyatakan Rhoma tidak bersalah dalam kasus ceramah yang ditimpakan kepadanya. Sikap Denny yang mendua terlihat dari berbagai statement-statementnya yang kerap tidak konsisten. Disatu kesempatan menyatakan rasa hormat terhadap Rhoma Irama, tidak mempersoalkan isi ceramah, tetapi dilain kesempatan terus menggiring opini baik secara pribadi maupun melalui tangan “media” yang mendiskreditkan Rhoma Irama. Tidak mungkin seorang seperti Denny Iskandar tidak mengenal sosok Rhoma Irama dengan segala kiprahnya baik didunia musik maupun politik. Apalagi didalam dunia dakwah. Rhoma Irama sudah memulai kiprahnya didunia dakwah sejak tahun 1993.
Rhoma dalam Dunia Politik:
ü  Bergabung dengan PPP  tahun 1977
ü  Bergabung dengan Golkar tahun 1993
ü  Bergabung dengan PKS tahun  2004
ü  Bergabung dengan PBR tahun  2004[4]
 Pada pemilu 2004 Rhoma Irama tampil pula di panggung kampanye PKS. Menurut Rhoma, tantangan di dunia politik memang cukup berat dan berliku.
Tetapi, bukan berarti politik selamanya buruk. Islam bahkan mengajarkan umatnya berpolitik. "Islam itu mencakup semua hal, termasuk politik itu sendiri.
Kalau ada yang bilang jangan terjun ke politik, itu salah besar karena politik itu bagian kecil dari Islam," ujar Rhoma. Pemilik nama asli Raden Irama ini melanjutkan, untuk sebuah perjuangan tidak ada yang perjalanan yang mulus. Seorang pemimpin harus siap atas segala rintangannya. "Tidak ada karpet merah untuk perjuangan. Berjuang mencari keadilan itu pasti beronak berduri. Seorang pejuang harus siap menghadapi itu," kata Rhoma. Ia mencontohkan kondisi para nabi yang berjuang menegakkan Islam tetapi kerap dihujat hingga dibunuh. "Itulah konsekuensi seorang pejuang, bukan karena hujatan harus mundur. Buat saya hujatan itu vitamin," ucap Rhoma sambil terus menggerakkan tasbihnya.

b.        Aspek Antropologi
Akhir-akhir ini banyak artis yang berbondong-bondong terjun kedunia politik. Banyak masyarakat yang meragukan kemampuan artis di bidang politik karena tidak semua artis sekolah di bidang politik. Masyarakat meragukan artis masuk ke dunia politik karena banyak para artis yang gaya hidupnya glamour atau berfoya-foya. Apakah pemimpin bangsa yang gaya hidupnya bermewah-mewahan bisa menjadikan bangsa Indonesia lebih baik. Apakah para artis yang menjadi caleg benar-benar ingin membawa perubahan Indonesia atau semata-mata ingin popularitas dan arena pamornya dalam dunia keartisan sudah meredup. Kita sendiri tidak tahu.
untuk sebagian masyarakat yang kontra dengan fenomena artis yang latah terjun ke dunia politik menganggap bahwa para artis hanya mengandalkan kepopuleran mereka untuk mendapatkan dukungan dan suara dalam pemilihan. Para artis menggunakan kepopuleran mereka yang notabene sering tampil di televisi untuk menjadi modal utama. Tak jarang mereka mengadakan acara acara sosial untuk mendapatkan simpati dari masyarakat. Padahal secara umum mungkin pengetahuan mereka kurang mengenai masalah politik maupun kenegaraan. Bahkan beberapa dari para artis tersebut tidak hapal sila sila dalam Pancasila. Mereka yang tidak hafal pancasila bagaimana bisa menjadi wakil rakyat ? Apa bisa mereka memajukan negara ini ? padahal, seperti yang kita ketahui, Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia, lambang negara Indonesia dan merupakan sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di Indonesia. Kurangnya pengetahuan para artis mengenai wawasan nusantara juga menjadi alasan penting mengapa para artis belum di anggap pantas untuk terjun dalam dunia politik. Hal ini dianggap penting karena mencakup secara keseluruhan mengenai cara pandang suatu bangsa terhadap negaranya baik mengenai ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal ini kemudian menjadi bahan renungan bagi kita. Sudah pantaskah mereka yang duduk di kursi DPR menjadi wakil-wakil rakyat ? wakil-wakil kita ? penyalur aspirasi kita ? Sepertinya kita perlu melakukuan berbagai macam koreksi dan perbaikan terhadap system politik kita yang semakin carut marut.
Para artis-artis dirasa belum pantas dan belum dianggap mampu menjadi cerminan wakil rakyat sebenarnya, wakil rakyat yang memperjuangkan nasib rakyatnya. Memang banyak yang sukses, namun banyak pula yang gagal dalam berbagai macam pemilihan. Itu karena masyarakat juga dapat menilai siapa yang pantas menjadi wakil mereka, dan siapa yang hanya mencari kesibukan dengan mengkambing hitamkan kepentingan rakyat. Padahal nantinya pada saat mereka menjabat, mereka belum tentu mampu mengemban amanat rakyat, adanya cuma gembar gembor, demo sana sini. Talk less do more ! mungkin itu yang seharusnya mereka lakukan.
H.Rhoma Irama memiliki kriteria yang memadai untuk maju. Salah satunya dari segi kesukuan, Rhoma Irama merupakan putra yang berasal dari wilayah Jawa khususnya Jawa Barat. H.Rhoma Irama orang Jabar, orang Jabar seperlima pendudukan Indonesia, komunitas pedangdut itu besar dan jadi massa fanatic. Siapa tak kenal Rhoma Irama. Aksinya mendendangkan dangdut telah melegenda. Lagu-lagu dangdutnya sangat populer. popularitasnya dalam bidang itu tak tertandingi.
Rhoma telah digadang-gadang dan didorong menjadi calon presiden sejak 2004. Dorongan itu tak ditanggapinya. Begitu juga 2009. Dia mengaku dipinang sebagai calon wakil presiden oleh seorang capres. “Tak perlu disebutlah namanya. Jadi saya juga menolak saya tidak terobsesi sediki pun,” kata Rhoma kepada wartawan.
Lantas, kenapa sekarang menyatakan siap maju sebagai calon presiden? Menurutnya, sekarang ini dukungan ulama, dan para habib itu telah menasional bukan hanya di Jakarta. “Itu indikasinya bahwa Habib Sechan Syihab, wakil ketua Forum Ulama Habaib Nasional mendorong saya untuk maju gitu lho,” katanya.
H.Rhoma Irama juga mendapat dukungan maju capres dari perkumpulan ulama dan habib di Jakarta yang tergabung dalam Wasiat Ulama (Wasilah Silaturahim Asatidz Tokoh dan Ulama). “Kami mendukung penuh beliau. Umat butuh pemimpin Muslim yang nasionalis, sementara selama ini capres yang ada adalah sosok nasionalis yang Muslim,” kata Ketua Umum DPP Wasiat Ulama, Fachrurrozy Ishaq.
Wasiat Ulama merupakan yang pertama mendukungnya secara terbuka. Menurut, H.Rhoma Irama jutaan umat Islam di Indonesia mendesaknya sehingga dia nyatakan kesediaannya. “Saya tidak punya alasan untuk menolak itu karena desakan ulama ini merupakan amanat dari Alloh yang harus saya taati mungkin memang sudah perintah Alloh seperti itu. saya harus tampil, gitu,” ujarnya.
Rhoma mengaku juga mendapat dukungan dari sejumlah anggota DPR. Namun dukungan itu baru sebatas pribadi, bukan atas nama partai. “Pribadi-pribadi. tidak atas nama partai tetapi sebagai pribadi-pribadi, mereka mendorong saya untuk tampil,” katanya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan, Arwani Thomafi, mengungkapkan bahwa sesungguhnya banyak kader PPP yang mendukung Rhoma Irama mencalonkan diri sebagai calon presiden pada Pemilu 2014. “Mereka senang jika Rhoma ikut diwacanakan dalam Pilpres 2014. Rhoma punya dukungan cukup kuat di partai,” kata Arwani, Selasa, 13 November 2012. Meski demikian, PPP tidak serta-merta bisa mencalonkan mubalig dan raja dangdut itu pada Pemilihan Presiden 2014.
Rhoma sendiri mengaku, ia merasa terpanggil menjadi capres setelah melihat kondisi rakyat Indonesia saat ini yang makin jauh dari cita-cita para pendiri bangsanya. Rhoma yakin ia mampu maju sebagai capres karena memiliki tingkat keterpilihan (elektabilitas) yang tinggi, tingkat penerimaan yang kuat dari masyarakat (akseptabilitas), dan punya kemampuan (kapabilitas) dalam memimpin.
Nama Rhoma Irama, maka pasti hampir seluruh penduduk desa, yang paling ujung sekalipun, mengenal nama “raja dangdut” itu. Polularitas, penggemar, dan simpatisan di seluruh wilayah Indonesia, bahkan sampai di luar negeri, itulah yang dimiliki Rhoma Irama, dan tidak dimiliki oleh capres-capres lain.
Selain karena yang bersangkutan sudah dikenal publik secara luas di berbagai belahan Tanah Air, juga karena ia memiliki integritas moral yang bisa dipertanggungjawabkan. "Bang haji ini juga memiliki komitmen moral yang kuat. Dan bangsa ini butuh sosok yang memiliki integritas moral seperti Bang Haji," [5]
Bila dikatakan popularitas Rhoma Irama menjadi modal utama dirinya maju dalam pemilihan presiden, itu masih perlu kita perdebatkan. Rhoma Irama adalah artis yang sudah tenar sejak tahun 1970, tentu dari waktu ke waktu popularitas dirinya tidak seperti dulu, meski popularitasnya mulai surut namun harus diakui masih ada.
Belajar dari kemenangan Presiden Barack Obama dalam US Election 2012 ia menang karena didukung oleh anak-anak muda dan kaum perempuan. Dengan belajar pada Barack Obama, bisa kita bandingkan bahwa idola anak muda Indonesia saat ini pastinya bukan artis tahun 1970-an, 1980, 1990, atau 2000, namun era sekarang ini, yakni 2012, apa itu K-Pop. Dengan demikian anak-anak muda kita tidak banyak tahu Rhoma Irama.
Kemudian perilaku Rhoma Irama yang sering diungkap oleh Infotaiment seperti berpoligami atau nikah siri tentu juga membuat kejengahan kaum perempuan kepada dirinya. Bila dua hal ini, yakni tidak dikenal anak-anak muda dan kebencian dari kaum perempuan, maka suara yang memilih akan sangat tipis.
Meski demikian, keinginan Rhoma Irama maju dalam pemlihan presiden patut kita hargai dan apresiasi. Ini salah satu buah dari era reformasi yakni adanya kebebasan menyatakan pendapat. Kesimpulannya, kita boleh melakukan apa saja, kita boleh menyalonkan diri menjadi calon presiden, namun semua yang kita lakukan itu harus ada artinya, harus mampu menambah nilai-nilai kemajuan demokrasi.
c.         Aspek Ekonomi
Rhoma Irama Dari Golongan ningrat yang ekonominya bagus serta banyak yang mau mendukungnya jadi presiden 2014 jadi ekonominya terbantu.
Fenomena Roma Irama saat melakukan show atau pertunjukan orkes di Alun-alun kota maupun pedesaan, penggemarnya berjubel sampai puluhan ribu orang, apalagi para Ulama dan Habib tampil dengan memberikan siraman Rohani sebelum acara Orkes dangdut dimulai, niscaya seluruh aparat keamanan harus diterjunkan agar tidak terjadi rusuh maupun “korban” kesurupan dalam acara dangdutan tersebut.
Partai-partai yang mengusung nafas ke Islaman pun ramai-ramai memberikan dukungan manis”sementara” pada Raja Dangdut ini, tentu pada akhirnya juga ditentukan,  Roma harus bayar mahar nantinya saat deklarasi mereka umumkan menjelang pertengahan tahun 2013 mendatang.
Bila  Prabowo, Mega, Hatta Rajasa, tidak memiliki ramuan maut untuk mengganjal Lajunya Roma Irama, bisa-bisa dalam perebutan kursi Presiden 2014 mendatang, Roma sangat mudah menggapainya, bukankah pada tahun 1982 terjadi chaos di Jakarta, saat Roma menjadi Jurkam PPP berkat bujukan H. Naro, maupun di tahun 1987 saat Safari Golkar dengan Artis pimpinan Edisud dan Acara dangdutan meriah dimana-mana? oleh karena itu Mas Bowo harus memutar otak dengan tim suksesnya agar peringkat number First one on survey tidak menggelinding  ” terlalu” jauh dan digantikan oleh sang Maestro Dangdut Rhoma Irama.

d.        Aspek Sosiologi
Rhoma irama adalah sosok pendakwah serta penyanyi dangdut yang terkenal, pendakwah yang di ikuti oleh banyak jamaahnya dan penyanyi dangdut yang memiliki banyak penggemar, jadi tidak heran jika Rhoma dan pendukung nya yakin untuk maju pada pencapresan 20014 kelak. Sikapnya yang berani dan ramah membuat Rhoma irama di segani dikalangan masyarakat. Rhoma merupakn sosok yang  fenomena karena mempunyai banyak penggemar dan pemujanya . Rhoma Irama memiliki popularitas, kapabilitas dan integritas sebagai tokoh musik, seniman, budayawan, pendakwah maupun politisi sebagai legenda musik Indonesia. Rhoma Irama sebagai legenda musik Indonesia.Meski berkiprah di jalur dangdut, namun beliau tokoh pendakwah di Indonesia,[6]
Rhoma mengatakan, ada kekhawatiran anak bangsa, umat Islam saat ini akan peran etnis tertentu (etnis Cina) yang semakin agresif dalam dunia politik Indonesia. Selama ini mereka telah mengdominasi di bidang ekonomi. Sekarang mereka, mulai masuk lagi ke bidang politik. Ini mencemaskan dan mengelisahkan umat Islam.
“Ada suatu kelompok etnis, yang secara ekonomi sudah sangat mengdominir perekonomian Indonesia. Dan, kali ini secara politik mereka juga mulai agresif. Nah, inilah yang mencemaskan anak bangsa, khususnya umat Islam. Karena melihat situasi politik sudah mulai tidak proporsional. Dan, ini juga mengacu pada demokrasi ini terlalu dini untuk mencapai demokrasi liberal seperti di Amerika.”
Dari argumen-argumen Rhoma Irama  yang sangat kental rasialis/SARA, dan bahkan cenderung sektarian tersebut, jelaslah bahwa meskipun Rhoma mengatakan akan memperjuangkan Pancasila dan UUD 1945, dalam kenyataannya wawasannya sangat bertolak belakang dengan semangat kemajemukan bangsa ini, bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 itu, yang menjamin kesamaan hak dan kewajiban semua WNI tanpa memandang etnis apapun dia, dan agama apapun dia.
Mayoritas warga DKI Jakarta itu Islam, mayoritas yang memilih Jokowi-Ahok sebagai pimpinan baru mereka, sudah pasti juga mayoritas Islam.  Najwa Shihab, si tuan rumah Mata Najwa itu juga Islam. Yang sudah pasti juga adalah mereka tidak berwawasan sesempit Rhoma Irama itu, jadi sudah pasti bukan mereka yang tidak bisa terima, cemas dan gelisah dengan terpilihnya Ahok sebagai Wakil Gubernur Jakarta.
Dari sini pulah dapat disimpulkan bahwa salah satu misi dan visi Rhoma Irama yang ingin menjadi presiden adalah menghilangkan kecemasan dan kegelisahan umat Islam versinya itu. Bagaimana caranya, ya, dengan tidak memberi kemungkinan lagi etnis Tionghoa untuk masuk ke dunia politik. Menghilangkan hak WNI etnis Tionghoa untuk menjadi bagian dari pemerintahan negara ini. Mulai dari jajaran paling bawah sampai dengan paling atas. Menjadi wakil gubernur saja tidak akan diperbolehkan, apalagi jadi presiden. Ingat pula bahwa dalam ceramahnya itu Rhoma juga menyinggung soal agama. Agama Ahok yang Kristen pun disinggung, sebagai alasan tidak bisa menerima Ahok sebagai Wakil Gubernur Jakarta. Jadi, menurut capres Rhoma Irama ini, etnis Cina dan Kristen tidak punya hak yang sama dengan WNI lainnya. Apabila dia menjadi presiden, hak-hak asasi WNI  itu akan dihapuskan. Berarti pula, Pancasila dan UUD 1945 harus diamandemen lagi agar sesuai dengan “visi dan misi Presiden Rhoma Irama.”

e.         Aspek Geografis
Menurut salah satu ahli geografi adalah aspek tentang pengaruh lingkungan terhadap manusia. Dalam hal ini kami akan mencoba melihat lebih jauh mengenai perspektif masyarakat terhadap pencalonan Rhoma Irama sebagai calon presiden RI dari aspek geografisnya.
Beberapa kalangan yang mendukung rhoma irama menjadi calon presiden sebagian besar dari kiai-kiai, habaib serta alim ulama hampir di seluruh Indonesia. Beliau semua mendesak Rhoma Irama untuk mencalonkan diri menjadi presiden karena menilai sosok rhoma irama merupakan tokoh nasional yang sangat popular, di tengah masyarakat khususnya masyarakat islam baik nasional maupun internasional. Para ulama juga berkata, Anda telah jadi ikon dari umat, hanya Anda yang bisa persatukan umat Islam, dan hanya Anda yang bisa bawa visi dan misi umat Islam.  Selain itu, Rhoma Irama juga konsisten dalam menegakkan amar ma'ruf nahi munkar.
Dukungan juga mengalir dari para fans Rhoma Irama yang tergabung dalam SFCI ( Soneta Fans Club Indonesia. Diantaranya dari SFCI Lampung dan Jatim, mereka membulatkan tekad dan menyatakan Kami Soneta Fans Club Indonesia Jawa Timur mendukung Bang Haji Rhoma Irama sebagai calon presiden mendatang. Bersama puluhan anggota SFCI, mereka membentangkan spanduk dan poster bertuliskan dukungan dan gambar Rhoma Irama menunggu kedatangan raja dangdut di Terminal Kedatangan Internasional.
Dari beberapa data diatas, kami berkesimpulan bahwa aspek geografis mengenai perspektif masyrakat terhadap pencalonan Rhoma Irama sebagai calon presiden RI diantaranya lingkungan ulama yang selalu ingin menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar. Karena keadaan masyarakat bangsa Indonesia yang semakin memprihatinkan dari segi pemikiran, akhlak dan prilaku para pemimpin dan masyarakatnya. Beliau semua berpendapat Rhoma Irama mampu dalam melaksanakan dan mewujudkan hal-hal tersebut apabila terpilih menjadi presiden RI.

f.          Aspek Hukum dan HAM
Negara kita merupakan negara demokrasi. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28C ayat (2) yang berbunyi “Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.” Dan pasal 28D ayat 3 yang berbunyi “Setiap warga Negara Indonesia berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.” Artis-artis yang kemudian dapat sukses di dunia politik tak hanya bermodalkan kepopuleran, namun juga pengetahuan serta etika berpolitik. Mereka juga harus dapat membuktikan serta menunjukan pada masyarakat bahwa menjadi seorang artis tidak menutup kemungkinan untuk terjun di kancah perpolitikan pula.
Rhoma mengatakan, ada kekhawatiran anak bangsa, umat Islam saat ini akan peran etnis tertentu (etnis Cina) yang semakin agresif dalam dunia politik Indonesia. Selama ini mereka telah mengdominasi di bidang ekonomi. Sekarang mereka, mulai masuk lagi ke bidang politik. Ini mencemaskan dan mengelisahkan umat Islam.
“Ada suatu kelompok etnis, yang secara ekonomi sudah sangat mengdominir perekonomian Indonesia. Dan, kali ini secara politik mereka juga mulai agresif. Nah, inilah yang mencemaskan anak bangsa, khususnya umat Islam. Karena melihat situasi politik sudah mulai tidak proporsional. Dan, ini juga mengacu pada demokrasi ini terlalu dini untuk mencapai demokrasi liberal seperti di Amerika.”
Dari argumen-argumen Rhoma Irama  yang sangat kental rasialis/SARA, dan bahkan cenderung sektarian tersebut, jelaslah bahwa meskipun Rhoma mengatakan akan memperjuangkan Pancasila dan UUD 1945, dalam kenyataannya wawasannya sangat bertolak belakang dengan semangat kemajemukan bangsa ini, bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 itu, yang menjamin kesamaan hak dan kewajiban semua WNI tanpa memandang etnis apapun dia, dan agama apapun dia.
Dalam UUD'45 Pasal 28 yang menyebutkan "Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang", kemudian pada Pasal 28C disebutkan pula (1)Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. (2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. Hal ini menunjukkan bahwa hukum di Indonesia menjunjung tinggi hak warga negaranya dalam berpolitik.



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
       Rhoma Irama  maju dalam pemilihan presiden ini adalah rangkaian dari proses politik yang terjadi di Indonesia semenjak era reformasi, di mana banyak artis menjadi anggota DPR, DPD, dan DPRD, serta menjadi kepala daerah atau wakilnya. Para artis terjun dalam dunia politik, disebabkan karena kemauan dirinya sendiri, ada pula karena diajak dan difasilitasi oleh partai politik.
Menarik mencermati alasan mengapa Bang Haji Rhoma Irama mencalonkan diri sebagai Capres 2014. Dalam acara di salah satu channel TV, secara tersirat, alasan Bang Haji Rhoma Irama mencalonkan diri adalah karena tidak ingin Indonesia dikuasai oleh agama tertentu yang berbeda dari agama Bang Haji Rhoma Irama. Dalam pandangannya tersebut, dapat ditarik kesimpulan, bahwa Bang Haji Rhoma Irama tidak merelakan jika semua etnis, golongan dan agama memiliki kedudukan yang sama.
Apa yang dilakukan oleh pria yang akrab disebut dengan Bang Haji itu syah-syah saja. Setiap orang Indonesia berhak dipilih dan memilih meski dalam kelanjutannya untuk menjadi calon presiden dan maju dalam pemilihan presiden, ia harus memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti harus didukung partai politik dan setia kepada negara dan bangsa Indonesia.
Namun banyak orang yang mencibirkan dia ketika dirinya mengatakan sudah mantap untuk maju sebagai calon presiden. Cibirannya itu seperti ia bukan sebagai elit partai politik sehingga partai mana yang mengusung dirinya ketika maju dalam pemilihan presiden belum jelas.
Dalam berpolitik pun ia terkesan sebagai kutu loncat, ia pernah di PPP, (Partai) Golkar, dan PKB. Dan cibiran yang paling dahsyat adalah perilaku dirinya selama ini, seperti bersikap rasis saat Pilkada Jakarta 2012, berkonflik dengan Inul Daratista, dan masalah-masalah pribadinya yang diungkap oleh infotaiment.
Cita-cita dianggap hanya bisa terwujud apabila Indonesia dipimpin oleh sosok yang beriman kepada Allah, berakhlak, berwawasan luas, dan memunyai keinginan kuat menyempurnakan Indonesia.



B. Saran
Penulis sadar bahwa dalam pengambilan sub bahasan dalam makalah ini masih banyak kekurangan sehingga dalam penyusunan berikutnya dapat dilengkapi dengan materi-materi tambahan sebab keterbatasan referensi yang penulis miliki.
DAFTAR PUSTAKA

1.         VIVAnews- Arie Dwi Budiwati
2.         jakarta – KabarNet
3.         Kompas.com di Jakarta, Selasa (13/11/2012
4.         http://majalah.detik.com
5.         Thoriq Syakrani.













[1] VIVAnews- Arie Dwi Budiwati
[2] jakarta – KabarNet
[3] Kompas.com di Jakarta, Selasa (13/11/2012
[5] Thoriq Syakrani.